Kamis, 17 Mei 2012

Berwisata Sejarah Kota Greenwich

Dari semua tempat liburan di London, yang paling Saya suka adalah wisata sejarah. Kalau Anda seorang penikmat arsitektur kuno serta kisah-kisah dibalik keindahan bangunan-bangunan tadi, berkunjung ke daerah Greenwich tidak boleh dilewatkan. Terletak di tepi sungai Thames, sebelah tenggara kota London, kawasan ini pernah menjadi tempat tinggal raja dan ratu Inggris di abad ke-15. Disinilah Raja Henry VIII dan Ratu Elizabeth I dilahirkan. Selain kaya akan gedung-gedung bersejarah, Greenwich juga terkenal dengan taman yang luasnya mencapai 73 hektar!. Dulunya tempat ini adalah halaman belakang tempat tinggal raja dan ratu Inggris pada abad pertengahan yang sering dipakai antara lain untuk berburu binatang – aktivitas khas bangsawan Inggris. Kini, kawasan Greenwich juga terkenal dengan pasarnya yang menjual baju, buku, beragam barang seni, serta deretan tempat makan yang menawarkan aneka masakan dari berbagai penjuru dunia. Ada banyak tempat di Greenwich yang gratis untuk dikunjungi. Beberapa tempat yang paling asyik untuk wisata sejarah adalah: The Queen's House
1. The Queen’s House Di tahun 1617, bangunan ini dipakai sebagai vila pribadi oleh Ratu Anne of Denmark. Setelah Ratu Anne meninggal dunia, The Queen’s House menjadi tempat tinggal Ratu Henrietta Maria, istri dari Raja Charles I sejak tahun 1629. Kedua pasangan ini memang terkenal sebagai pecinta seni pada masanya. Selera sang ratu yang artistik bisa dilihat di beberapa bagian The Queen’s House, seperti tangga melingkar berbentuk tapal kuda yang terletak di depan pintu masuk The Queen’s House. Juga tidak kalah menarik adanya tangga di dalam The Queen’s House yang terkenal dengan nama “Tulip Stairs”. Kabarnya, ini merupakan tangga melingkar pertama yang dibangun di Inggris pada tahun 1632. Nama Tulip sendiri merupakan simbol keluarga Ratu Henrietta. Tangga ini dibangun untuk menuju ke bagian atas The Queen’s House, dimana sang ratu dapat menikmati pemandangan taman Greenwich dan Sungai Thames yang membelah kota London. Masuk ke The Queen’s House ini tidak dipungut biaya. Bangunan ini kini menjadi tempat untuk menyimpan koleksi lukisan-lukisan maritim sebagai bagian dari Museum Maritim National. Saat Olimpiade 2012 nanti, tempat ini juga akan dijadikan sebagai salah satu VIP centre untuk cabang berkuda yang akan dilangsungkan di taman Greenwich.
Tangga Tulip 2. National Maritime Museum Ini merupakan museum maritim terbesar di dunia dan tiket masuknya gratis. Di dalamnya, pengunjung bisa melihat kapal tongkang berlapis sepuhan emas milik Pangeran Frederick, putra dari Raja George II. Kapal ini dipakai Pangeran Frederick di tahun 1732 untuk menyusuri Sungai Thames beserta saudara perempuan dan sang ibunda, Ratu Caroline. Selain digunakan untuk acara resmi kerajaan, kapal sepanjang 20 meter ini juga digunakan untuk keperluan bisnis. Museum ini juga menyimpan berbagai koleksi miniatur kapal yang menjadi lambang kejayaan Inggris di masa lampau, termasuk Kapal Perang King George V yang dipakai saat Perang Dunia II di tahun 1939. Kapal ini ikut andil saat tentara Inggris berperang melawan pasukan Jerman yang berakhir dengan tenggelamnya kapal perang Jerman, Bismarck, di tahun 1941. Selain itu, museum ini juga menjadi perpustakaan maritim terbesar di dunia dengan koleksi buku dari abad ke-15. Peninggalan-peninggalan sejarah kejayaan maritim Inggris, seperti berbagai model kapal dan instrumen navigasi dari jaman pertengahan bisa ditemukan disini.
Kapal Pangeran Frederick 3. Royal Observatory Royal Observatory didirikan oleh Raja Charles II di tahun 1675. Patokan waktu dunia yang terkenal dengan GMT atau Greenwich Mean Time, serta Garis Meridian Utama yang membelah bumi menjadi bujur barat dan bujur timur berasal dari tempat ini. Sejak akhir abad 19, Meridian Utama di Greenwich menjadi basis koordinasi untuk perhitungan GMT. Sebelum ini, hampir setiap kota di dunia memiliki waktu lokal sendiri. Tidak ada konvensi nasional atau internasional untuk mengatur bagaimana waktu harus diukur, atau kapan hari akan dimulai dan berakhir. Namun, dengan ekspansi yang luas dari jaringan kereta api dan komunikasi selama tahun 1850-an dan 1860-an, kebutuhan dunia untuk standar waktu internasional dirasa semakin penting. Meridian Greenwich akhirnya dipilih menjadi Meridian Utama di dunia sejak tahun 1884. Sejak saat itu, Greenwich menjadi pusat waktu dunia, dan titik awal setiap pergantian hari baru, tahun dan milenium. Untuk melihat garis Meridian di Greenwich ini, tiketnya 7 Pound untuk dewasa dan gratis untuk anak dibawah 15 tahun. Royal Observatory juga sangat cocok bagi pecinta atau yang tertarik dengan astronomi karena planetarium dan teleskop terbesar di Inggris juga ada disini. Sayangnya, nonton film di planetarium ini tidak gratis. Tiket masuknya 6.50 Pound atau sekitar 90 ribu rupiah untuk dewasa dan 4.50 Pound untuk anak-anak. Kalau mencari yang gratisan, bisa menggelar piknik sendiri di atas bukit taman Greenwich yang terletak disamping Royal Observatory. Dari sini pengunjung bisa melihat sungai Thames dari kejauhan dan indahnya arsitektur kuno nan bersejarah di Greenwich yang masih terawat rapi meski sudah berumur lebih dari 500 tahun.
taman sebelah Royal Observatory 4. Painted Hall Sejak memasuki ruangan di dalam Old Royal Naval College ini, Saya terpana. Lukisan-lukisan berukuran raksasa memenuhi seluruh dinding dan plafon di ruangan ini. Kesannya antik, klasik, tapi juga sangat cantik. Pelukisnya, Sir James Thornhill kabarnya membutuhkan waktu sekitar 19 tahun untuk menyelesaikan karya seni yang sangat menawan ini. Ratu Mary II awalnya membangun ruangan ini sebagai tempat makan bagi para pelaut Inggris, terutama bagi mereka yang sedang dirawat di Greenwich. Meski sudah berusia ratusan tahun lamanya, pesona lukisan di seluruh ruangan ini masih terlihat jelas dan sangat memikat.
Painted Hall Di salah satu bagian lukisan, terdapat gambar Raja George I yang tengah duduk bersandar kepada sebuah bola dunia dengan dikelilingi anak-anak beserta para cucunya. Disamping sang raja adalah cucunya yang tertua, Pangeran Frederick yang mengenakan mantel berwarna merah. Sementara putra George I (yang kemudian dikenal sebagai George II), berdiri disamping mereka dengan mengenakan baju pelindung dari besi. Lukisan itu juga menggambarkan banyaknya sosok yang turun dari langit untuk menunjukkan penghormatan kepada keluarga kerajaan serta kejayaan Inggris. Lukisan diri Thornhill juga ada di sudut kanan bawah, dengan memegang kuas dan cat. Tangannya terlihat terentang seraya memamerkan karya agungnya, meski banyak yang meyakini bahwa hal itu juga dimaksudkan untuk meminta uang atas pekerjaannya yang melelahkan. Menurut kabar, Thornhill hanya dibayar 3 Pound per meter persegi untuk lukisan yang di ada plafon dan 1 Pound per meter per segi untuk lukisan di dinding. Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai Painted Hall, pengunjung bisa ikut tur yang biasanya diadakan setiap jam 2 siang.
Museum Kapal Cutty Sark - Photo by Visit Greenwich 5. Cutty Sark Museum kapal ini tengah direnovasi karena insiden kebakaran empat tahun lalu dan menurut rencana akan dibuka kembali untuk umum pada tahun 2012. Cutty Sark adalah kapal layar berkecepatan tinggi yang pernah menempuh rute Inggris – Australia hanya dalam waktu 67 hari. Pada masa jayanya dulu, kapal ini mampu menempuh perjalanan selama 670 kilometer dalam waktu 24 jam. Diresmikan pada tahun 1869, kapal ini dipakai pertamakali untuk perdagangan teh yang diangkut dari Cina menuju Inggris. Pada akhirnya, Cutty Sark tergantikan oleh kehadiran kapal-kapal uap yang mampu mengangkut barang lebih cepat dibanding kapal layar. Menuju tempat-tempat wisata sejarah di Greenwich bisa menggunakan kereta DLR dan berhenti di stasiun Cutty Sark. Sebaiknya luangkan waktu seharian untuk berkeliling kawasan ini, karena banyaknya kisah menarik dan tempat-tempat asyik yang bisa dikunjungi disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar